Sabtu, 27 Oktober 2012

Epidemi Penyakit Blas Pada Beberapa Varietas Padi Sawah


•    Biologi Penyakit Blas ( Pyricularia Oryzae)
P oryzae menghasilkan toxin pyricularian yang mana mendukng pertumbuhan tanaman yang sangat lemah tetapi phytotoxic pada konsentarsi yang tinggi. Jamur ini menghasilkan enzim-enzim proteolytic yang membantu menembus dinding sel. Penyebaran penyakit ini melalui benih dan angin. Penyakit blas pada tanaman padi bersifat kosmopolit, artinya menyerang tanaman padi diseluruh dunia. Faktor pemicu serangan penyakit ini adalah pemupukan N yang terlalu tinggi serta curah hujan dan kelembaban yang tinggi.

•    Gejala Serangan
Pada daun tampak bintik-bintik kecil yang berwarna ungu kekuning-kuningan, kemudian akan menjadi membesar dan terdapat titik kecil berwarna putih di tengahnya. Jumlah titik ungu kekuningan tergantung tingkat serangan jamur dan ketahanan varietas padi. Gejala pada daun yang sering terjadi adalah berbentuk bercak-bercask jorong dengan ujung-ujung runcing. Pusat bercak berwarna kelabu/keputih-putihan dan biasanya mempunyai tepi kecoklatan/coklat kemerahan. Gejala tipe akut berbentuk bulat, bercak hijau tua dengan bagian ujung runcing. Akhirnya berkembang menjadi berbentuk gelondong/ kumparan. Pada bagian tengah terlihat adanya koloni penyebab penyakit yang disebabkan oleh konidiapor dan konidia. Tangkai malai dapat membusuk  dan patah sehingga penyakit ini disebut pula busuk leher. Bila infeksi ini terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka dapat terjadi kehampaan pada bulir. Batang pun dapat terinfeksi penularan dari pelepah daun sehingga batang membusuk dan mudah rebah.

•    Daur Hidup Penyakit
Proses infeksi pada saat daun dalam keadaan basah dan pada kondisi lingkungan yangmendukung, perkecambahan akan terjadi setelah 3 jam. Jika konidia melewati masa kering selama 24 jam maka perkecambahan akan tertunda. Setelah terjadi infeksi, hifa akan mempenetrasi melalui epidermis. Kolonisasi tergantung dari salah satu faktor seperti genetik, umur tanaman inang, nutrisi dan faktor lingkungan seperti suhu dan tanah. Sporulasi terjadi ketika kelembaban diatas 90% dibawah kondisi optimum, konidiofor di bentuk selama 4-6 jam. Satu konidium dibentuk 40 menit. Sejumlah spora dihasilkan oleh beberapa luka yang telah ditemukan pada hari yang ke-6 berupa luka. Sporulasi maksimum terjadi pada 7-12 hari setelah inokulasi, sporulasi berlanjut sampai 60 hari.

•    Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Jamur P oryzae
Pada tanah yang derajat keasaman berkisar antara pH 5.6-6.5 pertanaman padi senantiasa bebas dari serangan jamur P oryzae dan tanah yang sudah lama tak ditanamai padi, pertanaman padi yang pertama setelah tanah remaja itu digunakan untuk tanaman padi maka akan terdapat serangan jamur P oryzae yang lebih berat.
Pengaruh angin umumnya secara tidak langsung dalam hal perananya terhadap kelembaban udara dan terjadinya embun. Sedangkan pengaruh langsungnya adalah terhadap penyebaran serangga vektor dan perlukaan akibat gesekan oleh tiupan angin.

•    Pengendalian
1.    Pemupukan yang seimbang
2.    Mengusahakan agar persemaian dan pertanaman padi memperoleh air yang cukup
3.    Penanaman jenis-jenis padi tahan yag tersedia
4.    Tidak memakai biji dari tenpat yang terjangkit sebagai benih
5.    Mengobati benih dengan seed dressing
6.    Membakar jerami dari pertanaman yang sakit untuk mengurangi infeksi
7.    Mengarur jarak tanam agar tidak terlalu rapat untuk mengurangi kelembaban

•    Faktor yang mempengaruhi terjadinya epidemi penyakit tumbuhan
1.    Inang harus dalam fase rentan
2.    Populasi patogen harus dalam tingkat tertentu dan patogen virulen epidemi hanya akan dapat terjadi terdapat tumbuhan yang rentan yang terjadi secara meluas
3.    Kondisi lingkungan harus sesuai untuk reproduksi penyebaran dan infeksi patogen terutama faktor lingkungan berupa temperatur, kelembaban, pH dan angin

•    Laju infeksi perkembangan penyakit dapat dihitung dengan menggunakan rumus van der plank (1968) :
r = 2,3   log   Xt
        T           Xo
Keterangan :
r    : laju infeksi
2,3    : bilangan hasil konversi logaritma alami ke logaritma biasa ( Ln X= 2.3 log X)
t    : waktu membatu perkembangan selang pengamatan
Xt    : proporsi daun sakit pada waktu t
Xo    : proporsi daun sakit pada awal pengamatan

•    Faktor lingkungan yang menpengaruhi pertkembangan epidemi
1.    Kelembabapn
Kelembaban diatas 84%, yang terjadi baik dalam bentuk hujan , embun/ kelembaban relatif yang tinggi, merupakan faktor yang sangat membantu perkembangan penyakit yang disebabkan oleh jamur
2.    Suhu
Epidemi sering terjadi pada suhu 32 0C/ suhu 17 0C dibandingkan dengan suhu yang optimum untuk pertumbuhan tanaman karena pada suhu optimum tingkat ketahanan horizontal pada tanaman akan berkurang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes