Minggu, 28 Oktober 2012

Blok Fondasi sebagai Pohon Induk Jeruk


•    Persiapan Tanam
1.    Bentuk dan ukuran pot
Pohon induk jeruk di Blok Fondasi ditanam di pot semen  beton  dengan  penampang  berbentuk bulat atau persegi panjang, tergantung selera dan nilai keindahan serta  berukuran tinggi 60 -80 cm x diameter 60 – 80 cm. Besarnya pot ini merupakan ukuran yang dirasa paling ideal karena telah mampu mendukung pertumbuhan  tanaman sampai pada umur yang dikehendaki, sedangkan bahan yang terbuat dari semen beton dipilih dengan alas an  bahwa lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan  beberapa bahan lainnya. Pot dari bahan yang cepat rusak  dan dapat mengganggu pertumbuhan bahkan meracuni tanaman , seperti drum besi tidak disarankan  digunakan untuk pot di Blok Fondasi.
2.    Media Tumbuh
Media tumbuh yang digunakan dapat disesuaikan dengan ketersediaan bahan di lokasi Blok Fondasi, dan memenuhi persyaratan antara lain: remah/gembur, porous,dan bebas hama dan penyakit terutama yang menyerang perakaran tanaman. Media tumbuh sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan tanaman yang berkaitan erat dengan kemampuannya dalam menyediakan  unsure hara dan air, oleh karena itu dipilih bahan campuran media yang paling optimal. Macam media yang digunakan dapat berupa campuran antara tanah + pupuk kandang + pasir/sekam ( 2:1:1 v/v), humus/tanah gunung +  pasir endapan/sekam + pupuk kandang ( 3:1:1 v/v), serbuk sabut kelapa + pasir (1:3 v/v) atau campuran pupuk kandang + pasir + sekam ( 2:1:2 v/v)  yang sebelumnya disterilkan  dengan uap air panas pada suhu 80 – 90* C selama  1 jam atau dengan basamid , dosis anjuran 250 gr/ m3 media.
•    Tanam
Pot yang telah tersedia pada ruangan Blok Fondasi ditata dengan jarak panjang 1,5 – 2 m x lebar 1,5 – 2 m dan bagian dasar/ kaki  pot diberi alas agar lubang drainase tidak tertutup dengan permukaan tanah. Sering ditemukan bahwa media pada bagian bawah mengeras/padat dan menutupi lubang drainase sehingga sebelum media dimasukkan memenuhi pot, pada bagian bawahnya diisi kerikil/batu kecil terlebih dulu setebal 10 cm. Sebelum dilakukan penanaman, rumah kasa, lantai,pot dan tanaman pohon induk disemprot denga insektisida dan fungisida sehingga diharapkan  kondisi dalam ruangan Blok Fondasi benar-benar terbebas dari hama dan penyakit. Pada saat penanaman periksa jangan sampai bidang tempelan tertimbun media, akar mencuat keatas atau menggulung, sobek dan buang polybagnya, gunting dan buang akar yang bengkok, busuk atau kering. Untuk membantu menopang tegaknya tanaman  dapat pula pada masing-masing tanaman diberi ajir bamboo yang diikatkan ke batang.

•    Pembentukan  Pohon
Bentuk tanaman yang baik apabila percabangannya tertata/ tersusun dengan baik sehingga kanopi/tajuk tanaman tampak menyebar ke semua arah dan mendapatkan sinar matahari penuh. Pembentukan kerangka dasar tanaman dapat dimulai sejak tanaman masih kecil atau setelah ditanam di pot yaitu dengan memotong /memangkas tanaman setinggi 30 – 40 cm dari pangkal batang, kemudian luka bekas pangkasan ditutup dengan paraffin atau fungisida yang diemulsikan.   Setelah tunas-tunas tumbuh 1-2 cm  dipilih/disisakan  dan dipertahankan 3 cabang  yang tumbuhnya menyebar  merata ke semua arah.  Selama pertunasan harap dicermati jangan sampai pertumbuhan tunas terhrnti atau terhambat karena terserang hama dan penyakit sehingga menyebabkan pembentukan kerangka tidak optimal. Dari masing-masing cabang tersebut ditumbuhkan dan dipelihara 3 ranting yang tumbuhnya menyebar merata sehingga diperoleh arsitektur tanaman dengan  pola 1 : 3  : 9 , artinya setiap tanaman dipelihara1 batang utama, dari satu batang utama ditumbuhkan/ dipelihara 3 cabang  utama ( primer)dan masing-masing cabang utama dipelihara 3 cabang kedua ( sekunder ).
•    Pemeliharaan
1.    Penyiangan
Tujuan penyiangan adalah untuk meniadakan persaingan dalam pengambilan unsure hara antara pohon induk dengan gulma. Salah satu factor yang menyebabkan sering tumbuh gulma adalah adanya penggunaan pupuk kandang sebagai campuran media tumbuh, namun demikian kehadiran pupuk kandang tetap sangat diperlukan. Sterilisasi media dengan uap air panas pada suhu 80-90*C selama 1 jam dapat membunuh biji-biji gulma. Penyiangan biasanya dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang tumbuh dan pelaksanaannya dilakukan apabila telah tumbuh gulma.
2.    Penyiraman
Tanaman jeruk  merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang tidak menghendaki kelebihan air. Air diperlukan dalam jumlah banyak pada saat pertumbuhan tunas, akar  dan untuk pelarut pupuk. Kekuranagn air mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu   ( lambat/kerdil,) sedangkan apabila  terlalu banyak air menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit busuk akar. Pemberian air disesuikan dengan kondisi kelembaban media, artinya apabila media menunjukkan mulai kering harus segera disiram.
3.    Pemupukan
Pemberian pupuk disesuai dengan kebutuhan dan stadia  tanaman. Cara pemupukan dapat dilakukan melalui media tumbuh yaitu langsung diberikan ke akar tanaman dan pupuk daun yang pemberiannya disemprotkan ke daun tanaman. Tanaman muda  dalam masa pertumbuhan vegetatif memerlukan unsur nitrogen lebih banyak disbanding P dan K, sedangkan tanaman pada fase generatif memerlukan unsur N, P dan K relatif seimbang.
Untuk tanaman berumur 1 tahun dapat diberikan setiap 2-3  bulan dengan dosis yang meningkat secara bertahap yaitu 20-200 gram/ph atau dapat menggunakan NPK (15-15-15) yang dilarurkan dg dosis 500-1000 ppm yang diberikan setiap 2-4 minggu, dan dapat pula menggunakan campuran pupuk NPK ( 5 gr ) + Urea ( 3 gr)  yang dilarutkan dalam 1 liter air dan diberikan setiap bulan. Pupuk daun dapat diberikan sesuai anjuran yang tertera pada kemasan, sedangkan pupuk kandang atau pupuk organik dapat ditambahkan minimal stahun dua kali atau sesuai kebutuhan.
4.    Pewiwilan
Tunas-tunas muda yang baru tumbuh tidak semuanya dipelihara dan bermanfaat tetapi dipilih sesuai dengan kebutuhan . Pembuangan tunas yang tidak berguna dilakukan pada setiap saat tumbuh tunas baru.  Pewiwilan harus dilakukan secara benar, apabila pemangkasannya kurang benar akan menstimulir tumbuhnya tunas baru. Kerangka tanaman yang terbentuk harus tetap dipertahankan dengan cara membuang tunas yang tumbuh pada batang utama, cabang primer dan sekunder serta cabang pucuk yang terlalu rimbun. Sanitasi alat pertanian  dengan alcohol 70 % pada setiap kali melakukan pemangkasan  bagian tanaman dari satu tanaman ke tanaman lainnya harus tetap dilakukanbertujuan untuk menghindari penularan penyakit .
5.    Pengendalian Hama Penting
Monitoring terhadap tanaman pohon induk di Blok Fondasi perlu dilakukan setiap hari.  Serangga penular penyakit CVPD yaitu Diaphorina citri dan aphids yang merupakan vektor CTV dan Vein enation, tidak boleh dijumpai pada tanaman di Blok Fondasi.  Selain itu hama penting lainnya seperti tungau, ulat peliang daun dan Papilio demolian perlu pula mendapat perhatian karena dapat menurunkan produktivitas dan kualitas mata tempel.  Dengan beberapa modifikasi pengendalian hama penting di Blok fondasi dapat dilakukan dengan pestisida (Tabel 2).
Tabel 2.  Hama utama dan cara pengendaliannya pada pembibitan jeruk

No.    Spesies Hama    Pengendalian    Dosis
1.    Diaphorina citri    -    Dimethoate (foliar spray)
-    Endosulfan (foliar spray)
-    Alfa sipermetrin
-    Imidakloprid    2 cc/l
0.05%
2 cc/l
berupa formula murni, disesuaikan dengan diameter batang
2.    Phyllocnistis citrella    Kombinasi
-    Cycromycin
-    Aldicarb (dibenamkan dalam tanah)
-    Karbosulfan (foliar spray)
-    Flufenoksuron (foliar spray)
-    Imidacloprid (foliar spray)
-    Dimethoate (foliar spray)   
2 gr/l
5 gr/tanaman
2 cc/l
2 cc/l
2 cc/l
2 cc/l
3.    Tetranicus sp.    -    Amitraz
-    Prapagite
-    Cyhexation
-    Dicofol
-    Flufenoksuron    2 cc/l
2 cc/l
2 cc/l
2 cc/l
2 cc/l
4.    Toxoptera citricidus    -    Imidakloprid
-    Endosulfan (foliar spray)
-    Methamidophos (foliar spray)    sesuai diameter batang
2 cc/l
2 cc/l
5.    Papilio demolian    Mekanis
-    membuang telur, larva & kepompong    -

6.    Pengendalian Penyakit Penting
Penyakit CVPD, Tristeza, Puru Berkayu, Exocortis, Psorosis, Cachexia Xyloporosis dan Tatter leaf merupakan penyakit penting yang tidak boleh menyerang tanaman .Rekomendasi pengendalian yang paling aman adalah dengan meniadakan serangga penular ( vector ) seperti yang dijelaskan di atas. Selain dari tujuh macam penyakit tersebut masih ada penyakit yang sering menyerang antara lain : busuk akar ( Phytopthora ), embun tepung ( Downy meldew), cendawan jelaga , blendok ( Diplodia ). Pengendalian penyakit dapat dilakukan secara mekanis yaitu membuang/memotong bagia tanaman yang terserang atau secara kimia yaitu dengan menggunakan fungisida. Larutan bubur kalifornia yang telah diencerkan dengan konsentrasi   7 % yang disemprotkan dapat berfungsi sebagai fungisida, sedangkan endapannya digunakan untuk melabur batang sebagai pencegahan terhadap serangan diplodia.
•    Mengganti Media Tumbuh
Tujuan utama mengganti media tumbuh adalah untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia media  supaya mampu mendukung  pertumbuhan tanaman. Penggantian media dilakukan secara teratur setiap 2 – 3 tahun atau media tanam tampak padat dan perakarannya telah muncul  ke permukaan media. Media pengganti adalah media tumbuh yang bahan dan komposisinya sama seperti pada penanaman awal dalam pot. Cara mengganti media ikuti langkah sebagai berikut :
1.    Siramlah media tanam secukupnya.
2.    Korek/cungkil media yang melekat pada diding bagian dalam pot dengan potongan bambo  atau sejenisnya sampai media dan akar benar-benar terlepas.
3.    Angkat/ tarik batang tanaman dan keluarkan dari pot
4.    Potonglah akar yang bengkok, melilit, busuk atau akar terlalu padat
5.    Cabang dan ranting tanaman perlu dikurangi/dipangkas secukupnya supaya tanaman tidak mengalami stagnasi tumbuh.
6.    Tanam kembali tanaman  pada media baru yang telah disiapkan dengan benar
•    Panen Mata Tempel
Cara panen yang salah dapat mempengaruhi pola pertumbuhan tunas dan mengurangi efisiensi pemeliharaan selanjutnya sehingga produksi mata tempel tidak optimal.  Tujuh condawan dipahami dapat mencemari ranting mata tempel yaitu: Fusarium sp., Collectroticum sp.,Cercosprora sp., Phytium sp., Alternaria sp., Aspergilus sp., dan Penicillum sp. Saat panen harus disesualkan dengan bulan-bulan penempelan, yaitu berkisar pada bulan April-September.  Tahapan penting panenan ranting mata tempel adalah sebagai berikut :
1.    Ranting mata temple yang dipanen hanya berasal  dari cabang yang pertumbuhannya vertikal atau miring kearah 45*, berada pada ranting bagian ujung atau diatas dari cabang sekunder sehingga tidak mempengaruhi kerangka tanaman dan merusak bentuk arsitekturnya.
2.    Ranting mata tempel dianggap siap dipanen jika penampangnya telah berbentuk bulat hingga tidak terlalu pipih.  Ranting yang masih relatif pipih atau berpenampang segitiga tidak disarankan digunakan sebagai sumber mata tempel.
3.    Panenan ranting mata tempel menggunakan gunting pangkas yang sebelumnya telah disterilisasi dengan diolesi alcohol 70 %.
•    Perlakuan Mata Tempel
Perlakuan pasca panen ranting mata tempel yang baru dipanen dari Blok Fondasi bertujuan untuk mengeliminasi serangan cendawan sehingga selain dapat lebih lama bertahan dalam penyimpanan dan pengiriman juga meningkatkan keberhasilan penempelan.  Jadi perlakuan pasca, panen di sini dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan mutu, terutama kesehatan mata tempel.  Tahapan perlakuan ranting mata tempel jeruk adalah sebagai berikut:
1.    Ranting mata tempel setelah dipanen, semua daunnya dibuang dengan memotong tangkai daunnya dengan gunting pangkas. Pembuangan daun dengan tangan dapat menimbulkan kerusakan jaringan di sekitar mata tempel.
2.    Ranting dipotong dengan ukuran panjang sesuai kebutuhan ,kemudian dicelup dalam larutan klorox 10% yang telah dipersiapkan sebelumnya (10 cc klorox + 90 cc air) selama 60 detik dan segera dikering-anginkan.  Jika selama 15 menit ranting belum kering segera dibantu dengan kipas angin.  Pencelupan dan proses pengeringan yang lama dapat merusak jaringan mata tempel.
3.    Setelah itu dicelup dalam larutan 1% benomyl / Benlate (1 gram Benlate + 100 cc Air) selama 60 detik dan segera dikering anginkan.  Jika selama 15 menit ranting belum kering angin segera dibantu dengan kipas angin.
Ranting mata tempel slap tempel kemudian dimasukkan dalam kantong plastik transparan dan dilkat rapat. Bungkusan ranting mata tempel seharusnya disegel oleh BPSB.  Segel BPSB paling tidak memuat informasi tentang varietas, tanggal panenan, jumlah mata tempel dan kode blok/bedengan dari mana ranting mata tempel dipanen dan BPMT.
•    Pengemasan, Penyimpanan Dan Pengiriman
Ranting mata tempel yang akan dikirim keluar kota perlu dikemas terlebih dahulu. Pengemasan bertujuan mempertahankan agar selama menjalani pengiriman kondisi mata tempel tetap baik.  Jika ranting mata tempel diangkut sendiri ke tempat tujuan yang tidak terlalu jauh pengemasan dapat dilakukan dengan membungkusnya dengan pelepah pisang atau kertas yang dibasahi kemudian dibungkus plastik.  Pengemasan untuk penginiman jarak jauh dapat dilakukan sebagal benikut:
1.    Ranting mata tempel yang telah menjalani perlakuan pasca panen hingga tahap 3, kedua ujung bekas potongan dicelupkan ke dalam lilin/parafin cair (dipanaskan sebelumnya) dan kemudian dimasukkan dalam kantong plastik transparan yang diikat rapat.
2.    Penyimpanan dapat dilakukan dalam refrigerator bersuhu 4-7°C dan dapat bertahanan hingga ± 2 minggu.  Jika ranting mata tempel akan dikirimkan, kemasannya dimasukkan dalam ‘cool box’ ( plastic atau foam) yang banyak tersedia di toko swalayan atau dibungkus sendiri dengan lembar gabus plastik (styrofoam) dengan ukuran disesuaikan dengan besar bungkusan.  Setelah bagian pinggirnya ditutup rapat dengan selotip, dibungkus dengan kardos dan siap dikirim melalui biro jasa pengiriman yang paling cepat sampai tempat tujuan.
3.    Setelah sampai di tempat tujuan, kemasan dibuka dan jika mata tempel tidak tercemar cendawan bungkusan ranting mata tempel dapat segera disimpan dalam refrigerator.  Jika kondisi ranting mata tempel sebagian telah terserang cendawan, sebelum disimpan dapat diperlakukan ulang seperti perlakuan pasca panen tersebut di atas.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

selamat siang Bapak/Ibu.
Maaf saya terlalu lancang, Bapak/Ibu saya mau bertanya, " Produktivitas per umur tanam sampai dengan umur ekonomis Jeruk Keprok (dibeberapa literatur saya baca samapi umur 12 tahun) itu berapa ya pak"
Terimakasih sebelumnya pak

Unknown mengatakan...

selamat siang Bapak/Ibu.
Maaf saya terlalu lancang, Bapak/Ibu saya mau bertanya, " Produktivitas per umur tanam sampai dengan umur ekonomis Jeruk Keprok (dibeberapa literatur saya baca samapi umur 12 tahun) itu berapa ya pak"
Terimakasih sebelumnya pak

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes